Namanya Aisyah

Open order buku istri 🙂

Kata orang bijak, yang namanya jodoh itu ada di tangan Tuhan. Tapi sejatinya kita sebagai manusia tidak boleh berserah begitu saja, kita harus giat mencari jodoh tersebut. Meski terjun kedalam samudera atau melompat setinggi bulan, kita harus mencarinya. Karena Tuhan tidak akan menurunkannya begitu saja. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau merubah dirinya sendiri. Begitulah nasihat orang bijak.

Mengikuti pepatah orang bijak, hiduplah seorang pria yang berkelana mencari jodohnya. Sebenarnya dia berkelana atau nama kerennya traveling bukan mencari jodoh tapi lebih ke arah ingin mengenal dunia yang lebih beragam orang dan alamnya. Berawal dari perantauan menuntut ilmu di kota pelajar Yogyakarta, pria ini menuntut ilmu sekaligus merantau mencari halaman warna baru di kehidupannya.

Atas izin Tuhan, pria ini termagnet oleh sekelompok orang-orang yang suka jalan-jalan ndak jelas. Mereka membikin komunitas kecil-kecilan bernama CLR singkatan dari Community of Lampah-Lampah Rajelas. Sebuah komunitas kecil yang namanya diambil dari perpaduan Bahasa Indonesia, Jawa dan English, yang berusaha terlihat dan terdengar keren tapi setelah didalami ternyata aneh dan tidak keren. Tapi setiap anggota didalamnya ternyata suka dan yasudah lanjut saja.

Di dalam komunitas ini pria ini sangat diracuni oleh 3 buku dari orang-rang dari komunitas tersebut. Buku pertama adalah kisah perjalanan aneh keliling Indonesia menggunakan sepeda motor. Buku ini dibuat oleh wartawan senior bernama Ahmad Yunus dan Farid Gaban. 2 orang ini mengelilingi Indonesia dengan sepeda motor dengan tujuan  mengenal Indonesia dan segala keragamannya. Buku yang sangat menginspirasi dan persuasi bagi kita yang berhasrat nekat dan ingin jelajah Indonesia.

Buku keduanya adalah Titik Nol karya Agustinus Wibowo, karya seorang traveler sebelum traveling pada masa akhir 2020 menjadi sesuatu yang hitz. Agustinus Wibowo menceritakan kisahnya keliling beberapa negara di Asia termasuk daerah yang rawan peperangan. Kisahnya dengan kamera lensa yang selalu dipegangnya, berhasil mengambil foto-foto sangat ajaib bagaimana manusia dan lingkungan indah hasil jepretannya.

Buku ketiga lainnya adalah cincin api. Buku, mungkin lebih tepatnya seperti ensiklopedi yang menjelaskan bagaimana lempengan-lempengan dunia ini dari awal bumi tercipta. Buku yang menjelaskan disebutnya Indonesia sebagai negara khatulistiwa cincin api dengan banyak gunung berapi aktif. Tidak terkecuali dengan kisah gunung Krakatau dan Tambora yang masuk kedalam daftar ledakan dahsyat dunia.

Buku ketiga mengawali kisah pria yang kuliah higga 7 tahun lamanya. Lamanya kuliah dihabiskan karena buku ketiga hasil racun temannya yaitu cincin api. Pria itu langsung bercita-cita ingin menuju 7 summit. 7 Puncak Gunung Indonesia untuk melihat mencapai memperjuangkan rasanya mencapai 7 puncak Indonesia. Pria ini menyentuh puncak Mahameru sebagai salah satu 7 Puncak dan sangat terpesona dengan keindahannya. Namun sebelum dia menyelesaikan 6 puncak lainnya, dia harus berbakti kepada orang tua dan menyelesaikan kuliahnya hingga akhirnya kembali ke Jakarta, ibu kota.

Selesai kuliah, keterima kerja. Memang dasar racun dari teman, tidak bisa menuju puncak dunia, pria ini melanjutkan citanya lewat buku jelajah Indonesia dengan sepeda motor. Dengan mengendarai pekerjaan, ia berharap bisa menjelajah indahnya Indonesia. Dia tidak betah di Jakarta, dia memilih wilayah eksotis seperti Banjarmasin, Aceh, bahkan dia rela untuk ke papua walau itu tidak kejadian.

Namun apa daya, belajar dari buku Titik Nol, sejauh apapun kita mencari mungkin kita harus kembali ke Titik Nol. Perjalanan pria ini kembali lagi ke rumahnya dan bertemu orang tuanya. Harapan keliling Indonesia untuk melampiaskan hasratnya, dan harapan lainnya mungkin dia bisa bertemu jodohnya kandas. Pendakian gunung yang panjang dan melelahkan tidak mempertemukannya pada jodohnya. Petualangan berkeliling sebagian Indonesia juga tidak berhasil memeprtemukan jodohnya. Hingga Dia kembali ke Titik Nol. Di Titik Nol orang tuanya berusaha memperkenalkannya kepada seorang wanita yang dia tidak tau sebelumnya.

Titik Nol ini menceritakan bahwa wanita ini adalah wanita asal kampung halaman sana, yang berjuang pendidikan 7 tahun di negeri Alexandria. Pria ini berpikir, saya sudah mendaki tingginya gunung, dan berkelana ke ujung khatulistiwa hingga ujung Barat di Pulau Sabang nun jauh disana, kenapa harus kembali ke titik Nol, ke kampung halaman, kembali ke zaman dulu seperti zaman Siti Nurbaya. “Ah” enggan rasanya meneruskan proses ini, tapi demi menghormati orang tua dilanjutkan untuk menunjukkan bakti anak.

Memang Tuhan telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Kalau memang jodoh pasti akan dimudahkan. Kalau memang tidak jodoh ya pasti tidak akan kejadian. Hanya dalam hitungan beberapa bulan tidak sampai satu semester. Dari pertemuan yang tidak sampai memenuhi seluruh jari tangan. Dan dari beberapa chat percakapan yang hanya ada di tulisan tidak sampai telponan atau video call. Tuhan menjodohkan pria ini dengan wanita bernama Aisyah.

Aisyah yang Namanya diambil dari seorang istri Rasulullah. Aisyah yang belajar dia negri Cleopatra, namun tidak menjadikan cantiknya seperti Cleopatra, tapi Cleopatra dirinya ada dari kedalaman budi pekerti dan perilakunya yang sangat mulia. Negeri Alexandria membuktikannya sebagai wanita yang luas ilmunya dan tidak terkecuali hafalan serta ilmu agamanya. Dan Piramida, menjadikan tekad teguhnya untuk menggapai mimpi. Saat ini ia sedang mengejar mimpinya menjadi seorang penulis.

Selamat Ulang Tahun Aisyah istriku  <3

Gambar dari tulisan ini adalah peluncuran buku pertamanya, perjuangan dan cita-citanya, Open order jika berminat 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *