Kucing Moeza

Mimpi memiliki kucing ras itu pernah tumbuh sejak saya kuliah. Bahkan sewaktu kuliah dulu, bukannya buku pelajaran kuliah yang kubeli, justru membeli buku yang menjelaskan tentang beragam jenis kucing ras. Dari buku yang sekarang sudah hilang itu, kuketahui beragam macam jenis kucing selain anggora dan persia. Ada jenis kucing eksotis seperti British Short Hair, Scottish Fold, Himalayan, Bengal, Sphinx, Maine Coon dan lain sebagainya. Namun apa daya nafsu lebih besar dari kemampuan, kalau kuliah memiliki kucing ras, uang merawatnya hampir setara dengan uang bulanan yang dikasih orang tua.

Seiring selesainya kuliah dan menjadi kaum pekerja pas-pasan, niat memiliki kucing itu masih ada. Mulailah mencari-cari breeder kucing, karena memiliki kucing persia dan anggora rasanya cukup mainstream, ku mulai mencari ras kucing yang jarang seperti Maine Coon, British Short Hair ataupun Scottish Fold. Kutemukan akses ke breeder tersebut dan langsung mengurungkan niat. Alasannya cukup sederhana, harganya terlampau mahal. Dengan alasan religi yang menyatakan kucing tidak boleh diperdagangkan, akupun urung niat memiliki kucing ras dan melanjutkan memelihara kucing kampung dirumah.

Dimana ada niat, disitu ada jalan, dan Tuhan akan mengabulkan. Tepatnya bulan April/ Mei seorang teman baik mengikhlaskan kucing miliknya. Kucing dengan warna merah dengan ras persia. Dikarenakan di rumahnya tidak diperbolehkan lagi memelihara kucing. Tidak hanya mendapatkan kucing, aku dapat juga semuanya, pet kargo, pasir, makanan, tempat makan, lengkap semuanya… Dan itu didapatkan dengan bonus satu botol air mineral dan sebotol minuman teh kemasan. Sungguh teman yang sangat baik.

Memelihara Kucing

Awalnya kupikir memelihara kucing ras itu cukup susah. Mulai dari makannya, perawatannya, kandangnya dll. Tapi nyatanya memelihara kucing ras itu sama saja dengan kucing kampung, hanya butuh sedikit penyesuaian di sisi makanan saja.

Pada prinsipnya kita harus menekankan pada diri kita bahwa kita memelihara hewan kucing, yakni hewan yang menurut nenek moyangnya adalah berasal dari hutan, mereka butuh wilayah yang cukup luas dan teman untuk berkomunikasi. Maka, kucing yang diberi nama Moeza itu kupelihara layaknya kucing kampung. Dia bebas keluar masuk rumah. Bebas berinteraksi dengan kucing kampung lainnya, bahkan di kemudian hari kuketahui Moeza menjadi primadona kucing di gang rumah. Dia adalah selebriti komunitas kucing di gang rumah dan warga di sekitar rumah. Memang kucing selayaknya tidak dikurung dirumah namun diberi kebebasan.

Yang membedakannya adalah, karena memang dasarnya organ pencernaan mereka yang tidak setangguh kucing kampung dan bulu mereka yang cukup lebat. Sebagai pemilik kucing kita harus menyesuaikannya. Tidak butuh vitamin dsb, tapi yang utama kita memberikannya makanan khusus bagi mereka. Dan itulah cara memelihara kucing ras. Perbedaannya hanya di makanan.

Tapi memang kucing bagus, banyak yang suka. Akhirnya Moeza tidak kembali ke rumah. Mungkin ada yang suka. Semoga Moeza tidak diperdagangkan, hidup bebas dan membuat pemilik barunya bahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *