Trend Kekinian dari DISC ke MBTI

Apa yang harus kita lakukan ketika mewawancarai seseorang? Banyak buku yang menceritakan bagaimana cara sukses di wawancarai agar keterima kerja. Jika kita ke toko buku, berderet buku menceritakan kiat sukses, rahasia berhasil, trik jitu dan bahasa persuasif lainnya untuk sukses wawancara diterima kerja. Isi dari buku itu umumnya mengajarkan cara berpakaian, cara berkomunikasi, negosiasi teknik dasar, namun 90% berisi kata-kata motivasi. Karena yang paling penting adalah kepercayaan diri. Tapi adakah buku yang mengajarkan kita bagaimana cara mewawancarai seseorang? Ketika kamu diminta mewawancarai orang, apa yang harus dilakukan?

Kesempatan mewawancarai itu datang. Saya diminta mewawancarai seorang kandidat untuk sebuah posisi. Dia yang lebih tua, yang lebih berpengalaman, yang lebih-lebih dari saya. Lalu saya harus gimana? Sebagai basa-basi mulai dari pertanyaan mendasar tentang profil mereka dan tentu saja tentang pengalaman kerjanya. Tapi ada yang lebih penting dibanding pengalaman dan profil para kandidat, yaitu karakter. Jika pengalaman dan profil membicarakan masa lalu, maka karakter membicarakan potensi masa mendatang. Mungkin saja pengalaman dia tinggi, namun apakah karakternya sesuai dengan budaya perusahaan, karakternya masih menunjang untuk berkembang, ataukah karakternya sudah tertutup sehingga kedepan dirinya akan mulai turun performa kerjanya.

Jika saya bicara tentang teori yang ada semasa kuliah seperti Maslow dan Hygiene theory sangatlah kurang menarik. Di sisi lain saya juga pernah melakukan personality test di perusahaan MNC ternama 3 tahun lalu yang mengenalkan saya pada DISC theory personality. D untuk Dominance yang berarti tipe orang yang mendominasi, I untuk Influencing untuk tipe orang yang memiliki pengaruh terhadap orang lain, S untuk Steadiness untuk tipe orang yang tenang dan menghindari konflik, C untuk Conscient untuk tipe orang yang teliti dan umumnya susah untuk berubah. Dalam test ini umumnya akan dilihat antara D dan I mana yang lebih dominan dan antara S dan C manakah yang lebih dominan.

picsource: strethscape.com

DISC test yang waktu itu kujalani amatlah mudah, sama halnya tes personality yang saya lakukan ketika SMA. Pertanyaan yang ada di DISC ini dapat ditebak arahnya, sehingga saya memilih jawaban terbaik untuk memberikan kesan kepribadian saya. Dan yeah, hasil DISC saya adalah nilai Influencing dan Steadiness yang tinggi. Sesuai dengan harapan saya, seorang calon pemimpin haruslah memiliki bakat influencing daripada dominance dan juga harmony daripada ketelitian. Maka hasil personality itu membuat saya gagal masuk perusahaan.

Berbekal kesan pahit dengan DISC test maka saya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan DISC test. DISC mengklasifikasikan seseorang menjadi matriks 4 kotak saja sehingga dinilai masih kurang memenuhi kebutuhan dalam menilai kepribadian. DISC juga akhirnya mulai ditinggalkan oleh beberapa perusahaan untuk menilai kepribadian para kandidat yang akan mereka rekrut. Para perusahaan ternama dan lembaga besar kini mulai menggunakan MBTI personality.

Awal mula saya mengenal MBTI adalah dari seorang teman yang baru saja selesai Master Degree diluar negri. Dia mengambil MBA dan fokus pada Human Resource, dan dia mengenalkan tipe kepribadian MBTI Myer Briggs Type Indicator. MBTI ini dapat menggolongkan orang kedalam 16 matriks yang berbeda sesuai kepribadian. Penempatan ini juga berdasarkan dari karakter mana yang lebih dominan dari orang tersebut.

picsource: fsu.edu

MBTI test mengawali dengan menilai dari tipe orang apakah dia E untuk Extrovert atau I untuk Introvert. Kemudian akan menilai seseorang dari N untuk iNtuition dan S untuk Sensing. Kemudian T untuk Thinking dan F untuk Feeling. Terakhir J untuk Judging dan P untuk Perceiving. Hasil akhir MBTI adalah 4 huruf yang dominan dari tiap tes tersebut.

Ketika ditanya bagaimana teknik mewawancara, saya akan menjawab, saya menggunakan MBTI. Jujur ilmu saya belumlah dalam tentang MBTI, masihlah sisi luarnya saja. Tapi berbicara sedikit tentang MBTI ke orang-orang yang belum tau membuat saya tampak terlihat smart dan terpelajar serta sangat pintar. Saya seperti orang yang bisa memahami orang lain dan kelihatan seorang human resource expert. Karena memang MBTI ini masih cukup populer dan masih banyak kebutuhan orang untuk memahami dan melakukannya.

Namun hasil personality test baik itu menggunakan DISC dan MBTI tidaklah selamanya. Manusia adalah makhluk yang terus berkembang. Personality Test adalah instrumen untuk mendefinisikan atau menjelaskan kondisi kejiwaan kita saat menjalani tes. Seiring berkembangnya manusia, bertemu banyak orang, mengalami banyak pengalaman maka besar kemungkinan personality test akan berubah. Setiap dari kita pasti memiliki teman yang semasa kecil dulu pendiam kemudian setelah beberapa tahun dia menjadi pandai bicara atau sebaliknya. Maka jangan jadikan hasil personality test sebagai penentu hidup dan apa cita-cita dan pekerjaan yang cocok bagi kita, tapi jadikan hasil personality test untuk evaluasi diri dan langkah apa yang kita lakukan untuk mencapai cita-cita kita ataupun pekerjaan yang kita inginkan.

PS: Boleh iseng tes MBTI di humanmetrics.com just for fun thou. I got INTJ, how about you?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *