The PnG 4 Way of Selling

Ada cara unik dalam film The Wolf of Wall Street, ketika sang maestro Jordan Belfort yang diperankan Leonardo di Caprio merekrut dan mengajarkan teknik menjual pada timnya. Ketika dalam sebuah cafe Jordan meminta para timnya untuk menjual pulpen yang ia pegang pada wanita cantik di meja lain. Rekan setimnya sarjana yang cukup berpendidikan gagal menjual pulpen tersebut. Namun teman Jordan yang lain seorang gangster ber tatto penajaja obat terlarang berhasil menjual pulpen tersebut. Apakah mungkin karena wanita cantik lebih suka dengan para gangster dibanding pria sarjana berpendidikan? Ataukah sebenarnya menjual pulpen sama saja dengan menjual obat terlarang? Kenapa sarjana berpendidikan tinggi bisa kalah dengan gangster ketika harus jualan pulpen?

Di Suatu kesempatan di sebuah perusahaan, saya menimba ilmu dari seorang sales expert, sebut saja namanya Pandawa. Pandawa ialah orang yang telah berkecimpung di dunia sales selama lebih dari dua puluh tahun. Dari Pandawa ini saya diajari bagaimana menjadi seorang salesman yang happy, karena baginya happy people sell more. Bagaimana caranya supaya happy? Banyak cara menjadi happy, dan bagi seorang salesman, happy adalah ketika kita berhasil menjual. Supaya bisa menjual kita harus bisa dan mengetahui cara menjual. Maka Pandawa mengajarkan saya bagaimana caranya berjualan.

Pada awalnya saya tidak begitu tertarik, toh sebelum diajari dia saya sudah bisa jualan produk saya. Tapi Pandawa menawarkan dengan sukarela, dia bilang mungkin sekarang kamu bisa jualan barang yang sekarang kamu pegang. Tapi ilmu yang akan kuajarkan adalah ilmu bagaimana menjual semua barang apapun itu. Bahkan seorang nenek-nenek akan bisa jualan kripik singkong ke orang yang dilewatinya. Seorang anak kecil akan bisa membujuk dan mendapatkan i-pad dari orang tuanya. Dan seorang jomblo dipastikan bisa menjadi playboy dengan ilmu ini. Ilmu ini konon adalah ilmu otentik dari generasi ke generasi yang terus disempurnakan di perusahaan Pandawa bekerja lebih dari dua puluh tahun. Ia menyebutnya PnG Way of Selling, dari nama perusahaan dia bekerja lamanya.

Problem Statement – Alternative Solution – Calculate Benefit – Closing

Teman Jordan sarjana berpendidikan, ketika menjual pulpen dia banyak mempresentasikan keunggulan dan kedahsyatan pulpen yang dia bawa. Betapa mahal, langka dan elegannya pulpen yang dia pegang. Bahkan dia menggunakan teknik diskon untuk merayu supaya pulpennya dibeli wanita cantik tersebut. Tapi dia gagal. Sedang si gangster menawarkan pada wanita itu apakah kamu mau berkenalan dengan pria tampan dan kaya tersebut (menunjuk ke Jordan)? Kalau mau akan aku bantu, cukup tuliskan nomor hape mu pakai pulpen yang kujual dan kupastikan kamu ditelpon pria tampan tersebut. Dan Voila dia berhasil jualan.

Kesalahan fatal sarjana adalah terlalu fokus dan banyak membicarakan produk, ia tidak peduli dengan calon pembelinya. Sebagai seorang salesman kita harus lebih fokus pada pembeli diatas produk yang kita jual. Berbeda dengan gangster, dia fokus pada penjual. Dia tau wanita cantik datang ke cafe tanpa pasangan tujuannya hanya satu, cari teman. Memulai dengan menyatakan masalah atau kebutuhan wanita tersebut. Memberikan solusi menawarkan dikenalkan ke Jordan. Mengkalkulasikan caranya. Dan berjualan, kasih pulpen terima uang. Selesai.

Keempat langkah diatas bukanlah langkah mengada-ada, dan juga langkah jadi-jadian dari film Wolf of Wallstreet. Ini benar adanya dan menjelaskan cara tersebut dalam tulisan singkat tidaklah cukup dan juga melelahkan. Mengingat dan mengaplikasikan cara tersebut dalam kehidupan sehari-hari mudah-mudahan akan memudahkan hidup kita. Agar dapat mencapai apa yang kita inginkan dari orang lain. Juga mengkoreksi ketika kita gagal mendapatkan apa yang kita inginkan.

Coba kita contohkan jika kita seorang anak kecil ingin dapat ipad dari orang tua

Problem Statement. Fokus pada kebutuhan lawan. Langkah awal amatlah penting untuk menarik minat.

“Papa, apakah papa sampai saat ini tetap perduli terhadap pendidikan adinda?” (Sudah pasti dijawab iya, karena ini adalah perhatian setiap orang tua)

Coba jika kita mulai dengan, “Papa aku mau ipad. Anak tetangga sudah pada punya semua” (Setiap orang tua pasti mikir dulu)

Alternative Solution. Berikan solusi terbaik.

“Papa, jika benar adanya. Adinda juga peduli terhadap pendidikan adinda sendiri. Adinda ingin pintar supaya sukses dewasa kelak. Adinda berpikir bahwa ada banyak cara yang bisa adinda tempuh untuk menjadi pintar. Bisa belajar mandiri lewat ipad atau lewat kursus atau jam belajar tambahan. Apakah papa mau tau kenapa belajar mandiri lewat ipad adalah yang terbaik bagi andinda?” (Pasti orang tua jawab iya karena penasaran)

Calculate Benefit.  Breakdown segala keunggulan akan solusi yang kita beri dari alternatif lain.

“Papa sekarang zaman now sudah internet dan akses lebih mudah. Kalau pakai ipad memang mahal diawal tapi jika papa hitung akan lebih murah seterus-seterusnya dibanding ikut kursus. Terlebih jika ipad adinda bisa bawa kemana-mana sehingga dimana-mana adinda bisa belajar lewat ipad. Coba jika kursus, waktu adinda sudah habis menghadapi macet jakarta. Belum lagi jika gurunya tidak masuk dan juga dia berfokus pada murid lain. Maka secara waktu, ekonomis dan efektivitas ipad adalah yang terbaik” (akan ada banyak diskusi, arahkan ke solusi terbaik yang kita pilih)

Closing. Pastikan Beli kapan dimana jangan berhenti di tahap sebelumnya.

“ Sudah oke kan papa. Papa besok ada pameran ipad seri xxx lagi diskon. Besok kita kesana beli ya”

Begitulah kira-kira caranya mendapatkan ipad untuk alasan belajar. Meskipun sebenarnya pasti dipakai untuk bermain Mobile Legend. H3h3h3h3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *