Shopping List Biar Tak Kurang dan Tak Lebih

Berbekal ilmu dari orang tua, setiap sebelum berpergian orang tua saya selalu berpesan untuk menuliskan daftar barang yang akan dibawa agar tidak lupa dibawa ketika berpergian. Awalnya saya menganggap sepele hal tersebut dan cukup jawab “iya” saja sebagai penenang hati orang tua dan menunjukkan saya anak baik yang berbakti. Saya kan masih muda, ingatan masih kuat, badan masih sehat, pikiran masih jernih walau kadang kata orang suka konslet dikit 😛 Logikanya mana mungkin saya lupa. Tapi toh ternyata berkali-kali ketike berpergian selalu saja ada barang yang tertinggal seperti charger, pulpen, kaos kaki, handuk, dan odol.

Pentingnya mencatat daftar barang juga nyatanya tidak terlepas di saat berpergian, tapi juga ketika berbelanja. Setiap berbelanja baik itu ke pasar untuk belanja sayuran, maupun ke supermarket untuk belanja keperluan bulanan ada pentingnya kita membawa catatan daftar belanjaan. Sama seperti ketika berpergian supaya tidak ada barang yang terlupa untuk dibeli. Tapi khusus untuk belanja, juga supaya tidak ada barang siluman yang masuk ke dalam keranjang belanja kita. Hahaha.

Sebagai kacung yang bekerja sebagai salesman, kami benar-benar penting untuk memahami perilaku konsumen. Syukurnya semakin canggih zaman, kebiasaan konsumen untuk membawa daftar belanjaan menjadi berkurang. Maka dengan sedikit bisikan manis kami bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli produk kami.

Secara psikologis seseorang akan lebih menghargai uang ketika ia mempunyai rencana terhadap uang yang dimilikinya. Seorang ibu sekarang memiliki pola pikir pergi dulu ke supermarket baru belanja apa yang ada disana, tidak lagi saya akan belanja ini maka saya harus belanja di supermarket atau pasar ini. Maka ketika tiba di supermarket, muncullah kebutuhan dadakan yang tak terbendung dan juga diskon menarik lainnya serta bisikan manis tenaga penjual. Uang tidak cukup untuk belanja? Santai ATM kan dekat dan di dompet masih ada kartu kredit.

Cobalah kita melakukan penelitian sosial sendiri. Bawalah uang 50 ribu atau seratus ribu ke minimarket terdekat. Tekankan pada diri bahwa kamu hanya akan membeli dua botol minuman dengan maksimal total habis Rp 6.000,- Saya jamin sebagian besar akan menghabiskan diatas Rp 6.000,-. Entah itu perkara tiba-tiba ingin ganti merk minuman lain yang lebih mahal, rasa gengsi cuma belanja dikit pake duit pecahan besar ataupun tiba-tiba melihat barang diskonan sehingga total belanja semakin banyak.

Jadi sudah merasakan pentingnya membawa daftar belanjaan? Gak begitu penting kan, makannya jangan bawa daftar belanjaan. Itung-itung menolong kaum tenaga penjual seperti kami biar bisa berbisik manis kepada kamu-kamu sekalian 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *