Kata Pak Jimmy Tentang Bisnis Kedepan

Source pic: Pinterest

Hampir di setiap olahraga, tolakan awal memiliki peranan penting terhadap keseluruhan pertandingan. Dalam lari maraton misalnya, kick off lari memiliki dampak besar terhadap semangat. Dalam sepakbola, gol pertama akan membuka permainan menjadi lebih menarik. Awal tahun 2018 kuawali dengan berjumpa dengan orang-orang penuh pelajaran kehidupan. Mereka yang menggeluti bisnis, mengambil risiko, dan yang memiliki jaringan luas. Salah satunya adalah sebut saja Bapak Jimmy (bukan nama sebenarnya).

Pak Jimmy adalah para sesepuh di dunia distribusi modern. Jika kita menyebut nama seperti minimarket indomaret dan alfamart, dan juga hypermarket lainnya maka nama pak Jimmy tidaklah asing. Berpuluh-puluh tahun lamanya dia memasuki industri rantai pasokan, jaringannya sudah luas dan rasanya ilmu distribusinya sudah menempel sampai tulang belulang dan saraf yang ada di tubuhnya. Kini umur sudah membuatnya tidak se enerjik dulu, sehingga dia memensiunkan diri dan memulai sesuatu yang baru.

Menurut Pak Jimmy, retail modern ke depan tidak lagi menjanjikan sebagaimana toko tradisional yang tumbuh kecil namun stabil. Di Indonesia, tipe hypermarket dan supermarket sudah mencapai puncak kebosanan dan kedepan akan mengalami penurunan jika tidak ada inovasi. Hypermarket dan supermarket tidak lagi menjadikan keuntungan dari menjual barang tapi sudah merambah ke bagian sewa tempat usaha. Kecenderungan masyarakat juga semakin malas ke hypermarket karena parkir, belum lagi mereka harus antre panjang di kasir. Pasar modern di Indonesia masih mengalami pertumbuhan karena sektor minimarket yang terus bertumbuh pesat dengan pembukaan banya outlet barunya.

“Namun bisnis minimarket juga akan mengalami kejenuhan kedepannya, dan akan mengalami trend seperti supermarket sekarang ini”, Ujar pak Jimmy. “Mau taukah kamu bisnis yang akan berkembang pesat kedepannya di Indonesia?” Tanya Pak Jimmy. Kucing lapar dikasih ikan mana mungkin ditolak, jelas kujawab mau. “ 4 model bisnis yang akan berkembang pesat di Indonesia adalah 1. Jual Beli Online, 2. Pembayaran Online, 3. Kendaraan Listrik, 4 Fresh Product”, Kata Pak Jimmy.

Secara statistik pada tahun 2016, transaksi online Indonesia sebesar 7 milyar dolar, angka yang cukup fantastis bukan? Bandingkan dengan Cina sebagai negara nomor 1 transaksi online yang mencapai 499 milyar dolar dan amerika sebesar 409 milyar dolar. Indonesia masihlah 2% dari transaksi online yang terjadi di negara Cina dan Amerika. Oleh karenanya bisnis transaksi online dan juga jasa keuangan online potensinya masih jauh sangat besar di Indonesia.

Potensi lainnya ada di mobil atau kendaraan listrik. Bagaimana potensinya? Namun pak Jimmy kurang begitu peduli dengan ini. Dia berkata kalau urutan 1-3 (transaksi online, keuangan online dan mobil listrik) adalah kesempatan bagi anak muda. Bagi kita-kita ini yang sudah tua, angkat tangan saja sama model bisnis dan teknologi seperti itu, kalau kita main disitu sudah pasti gagal. Kita yang tua dan pikiran moderat dan cenderung kuno masihlah bisa main di bisnis fresh.

Bsinis fresh adalah bisnis yang terkait dengan persepsi kesehatan. Kedepannya konsumen akan semakin peduli terhadap produk alami dan sehat dan semakin manjauhi bahan pengawet. Kalau dulu konsumen hanya melihat berapa harga yang ada di kemasan, kedepannya akan berubah. Konsumen akan mulai memperhatikan komposisi dari produk dan juga kadaluarsa nya. Mereka akan melihat khususnya berapa kadar protein yang terkandung, berapa kadar gula dari produk yang akan dikonsumsi berapa lama kadaluarsanya. Jika untuk barang-barang plastik konsumen akan teliti terhadap keamanan bahannya. Termasuk untuk buah, konsumen akan semakin cerdas, bukan berarti buah yang terlihat cerah itu sehat karena seringkali itu hasil rekayasa suntikan. Kedepan konsumen semakin cerdas dan semakin perduli terhadap kesehatan.

Tetapi gelembung 4 bisnis itu tidak bisa diprediksi, ujar Pak Jimmy. Konsumen Indonesia amatlah sulit untuk ditebak, sangat bervariasi dan banyak mintanya. Harga dan infrastruktur menjadi kendala utama. Boleh jadi kita bisa membuat produk yang sehat, tapi kemudian akan terbentur dengan harga yang sangat tinggi. Sehingga sebenarnya mungkin bukan bisnis kesehatan atau kesegaran yang akan berkembang, tapi bisnis persepsi kesehatan. Persepsi? Ya Persepsi, demi mencapai harga murah kita akan membuat persepsi bahwa produk kita menyehatkan. Tapi pak… ah sudahlah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *