Time Value of Money (TVM), adalah akar logika dari keuangan modern dalam menilai suatu keputusan. Konsep ini menyatakan nilai uang hari ini lebih tinggi dari nilai uang di masa yang akan datang. Jika Anda memegang uang Rp 100.000 pada hari ini akan lebih berharga dari uang Rp 100.000 yang Anda pegang bulan depan. Secara logika ini benar karena uang sekarang Anda pegang dapat memenuhi beragam kebutuhan Anda sampai sebulan kedepan. Lebih dalam logika keuangan ada istilah bunga, karena jika uang hari Rp 100.000 saat ini diinvestasikan maka ia dapat berharga Rp 101.000 di bulan yang akan datang dengan bunga 1% sebulan.
Bagaimana dengan hak surat suara Anda? Anda tau bahwa ada politikus yang bersedia membeli surat suara Anda bukan? Berapa harga yang pantas Anda jual untuk satu suara yang Anda miliki?
Jika Anda seorang politkus, Anda sudah mengeluarkan biaya jutaan rupiah untuk melakukan kampanye. Anda juga selayaknya sudah mengkalkulasikan jika Anda terpilih sebagai pemenang pemilu, maka berapa pendapatan yang akan Anda terima selama Anda menjabat. Kalkulasi antara biaya yang keluar semasa kampanye dibandingkan dengan potensi pendapatan diterima saat menjabat sebagai pemenang, maka Anda akan mengharapkan tingkat keuntungan dari kemenangan Anda. Sehingga politik uang adalah bagian dari biaya kampanye untuk menang. Besaran harga surat suara masyarakat bagi Anda masuk ke dalam bagian biaya kampanye yang bagi setiap orang akan berbeda-beda.
Lain hal nya politikus sebagai pembeli surat suara, bagaimana harga Anda sebagai penjual surat suara? Berapa yang pantas? Surat suara menjadi berharga karena ada pasar yang menginginkannya, ada politikus uang yang membutuhkannya, maka terciptalah permintaan dan penawaran. Jika tidak ada permintaan di tempat Anda, maka tidak akan ada harganya surat suara Anda.
Namun selama ada potensi ekonomi, maka disitu tercipta permintaan dan penawaran. Menurut saya penulis, harga dari surat suara digambarkan pada garis jingga pada gambar diatas. Nilai dari surat suara pada dasarnya adalah 0, sampai hingga mendekati masa pemilu, maka harga dari surat suara akan mulai meningkat sampai puncaknya saat pemungutan suara. Setelah pemungutan suara, maka nilai dari surat suara Anda Kembali menjadi 0.
Fenomena pada gambar diatas ini terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas surat suara. Pada dasarnya harga dari surat suara Anda adalah Rp 0, tidak ada harganya. Namun semakin mendekati pemilu pemungutan suara, para politikus membutuhkan kepastian kemenangan, maka mereka bersedia untuk membeli surat suara Anda. Oleh karenanya garis nilai surat suara akan meningkat eksponensial hingga tibanya pemungutan suara. Setelah pemungutan suara selesai, nilai surat suara Anda sudah tidak ada harganya lagi karena tidak ada lagi permintaan. Makai a Kembali ke harga dasarnya yakni Rp 0.
Sebelum Pemilu dan semakin dekat Pemilu harga surat suara Anda bagi Sebagian orang akan memiliki nilai keuangan karena ada yang mau membelinya.
Namun, Harga Nilai Suara Anda pada dasarnya adalah Rp 0.
Haruskah Anda menjualnya? Atau lebih baik jangan dijual.
Leight (2020) dalam jurnalnya Value for money? Vote-buying and politician accountability, Mereka melakukan uji lab terhadap total 816 responden di Amerika dan Kenya. Beragam eksperimen pertanyaan dan respon terjadi untuk mengetahui dampak sosial atas politik uang terhadap responden. Hasilnya, responden sangat reaktif terhadap politik uang. Mereka yang menerima uang cenderung akan lebih abai dan tidak kritis terhadap tindakan-tindakan kesalahan yang dilakukan politikus uang, sedang mereka yang tidak diberi uang cenderung menjadi lebih kritis kritik atas politikus mereka. Tingkat abai kritis ini semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya nilai uang yang diterima. Dan momen ketika terjadinya transaksi uang menjadi momen tertinggi pengalihan suara terjadi. Penelitian ini juga menjelaskan hipotesis perilaku individu dalam politik ini banyak dipengaruhi oleh altruisme, kesenjangan sosial dan hukum timbal balik. Oleh karenanya politik uang cenderung akan lebih berhasil jika disalurkan melalui komunitas daripada dibagikan ke tiap individu secara langsung. Implikasi jangka panjangnya, politik uang menutup potensi kritik kedepan.
Sehingga, politik uang untuk mendapatkan suara pemilu kerap terjadi khususnya di negara berkembang dan tetap juga ada di negara maju, karena pasarnya ada dan mereka menerima. Namun apakah politik uang ini efektif? Politik uang sesuai penelitian diatas efektif dilakukan khususnya saat hari pemilu atau dekat pemilu. Namun, tidak ada yang bisa menjamin apakah orang yang menerima uang akan mencoblos politikus yang memberi uang. Namun penelitian membuktikan mereka akan tidak langsung terikat secara jangka panjang untuk tidak mengkritisi politikus yang mereka terima uangnya. Adapun berapa harga surat suara Anda seharusnya dihargai? Harga dasarnya 0 dari kacamata keuangan, namun Anda bisa menjual surat suara itu dengan dampak ikatan sosial bagi diri Anda, atau sebaiknya Anda jangan menjualnya agar terbebas dari ikatan apapun.