Bagaimana Mengelola E-Waste Kamu dengan Cara yang Ramah Lingkungan?

Save The Earth by Your Heart

Perkembangan jaman dan teknologi pastinya meningkatkan kebutuhan perangkat elektronik dengan jumlah yang signifikan. Hampir segala aktifitas manusia dipermudah oleh perangkat elektronik sehingga sampah elektronik akan terus meningkat dan bertambah. Kemana perginya sampah elektronik? Biasanya terhadap elektronik bekas pakai, kita akan memberikannya ke orang lain, melakukan tukar tambah, dibawa ke tukang service, dibuang ke tempat sampah yang bercampur dengan sampah lainnya, diberikan ke pemulung atau disimpan. Tahukah kamu? Sampah elektronik mengandung B3 yang berdampak negative terhadap lingkungan. PBB memprediksi jumlah sampah elektronik akan mencapai 74 juta ton pada tahun 2030 dan melonjak lagi menjadi 120 juta ton pada tahun 2050. Di Indonesia sendiri timbunan sampah elektroik mencapai 2 juta ton pada tahun 2021 dan pulau Jawa berkontribusi hingga 56%. Yuk, kita Selamatkan Bumi dengan Cara :

1.    Donasikan

Ketika kita memiliki barang elektronik baru seperti Hp atau laptop baru, maka barang elektronik bekas/perangkat lama yang sudah tidak lagi kita gunakan, dapat didonasikan kepada, saudara, teman/rekan yang membutuhkan. Sehingga barang bekas tersebut tidak langsung menjadi limbah yang akan mencemari lingkungan. Kita juga dapat mendonasikan barang elektronik bekas melalui komunitas/yayasan yang peduli terhadap limbah e-waste, salah satunya adalah ewasterj. Ewasterj mengumpulkan sampah elektronik untuk kemudian disalurkan ke perusahaan pengelolaan sampah elektronik yang tersertifikasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK). Mari pilah dan donasikan sampah e-waste kita, untuk kehidupan yang lebih baik.   

2.    Menggunakan Barang Hemat Energi

Setiap hari teknologi semakin maju dan semakin mempermudah hidup kita. Selain mempermudah juga membuat hidup kita menjadi lebih hemat efisien. Barang elektronik keluaran terbaru selalu hadir dengan tenaga yang lebih besar disertai dengan konsumsi daya yang lebih hemat. Jadi sudah saatnya kamu berpindah ke barang yang baru dan hemat energi.

Dilemanya adalah seringkali kamu ketika hendak membeli lampu misalnya, kamu dihadapi lampu pijar dengan harga beli yang lebih murah dari lampu LED. Di saat itulah kamu harus dapat melihat jauh kedepan, lampu LED yang harga belinya lebih mahal saat itu akan memberikan kamu penghematan biaya listrik berkali-kali lipat kedepannya dibandingkan lampu pijar serta kepuasan daya terang lampu yang lebih tinggi. Mari berpikir jauh kedepan, dan gunakan barang hemat energi , yang lebih hemat, lebih bertenaga, dan lebih ramah lingkungan.

3.    Memperbaiki

Sebelum buru-buru menjual atau bahkan membuang barang elektronik yang rusak, ada baiknya kamu mencoba memperbaikinya terlebih dahulu. Apabila memiliki banyak waktu luang, kamu bisa mencoba memperbaikinya sendiri. Saat ini banyak situs online dan juga video YouTube yang mengajarkan cara memperbaiki barang elektronik sendiri. Selain lebih hemat dan dapat mengurangi sampah elektronik, cara ini juga dapat meningkatkan ketrampilan kamu. Namun apabila tidak ada waktu atau sudah dicoba diperbaiki sendiri tapi belum berhasil, kamu dapat membawa perangkat elektronik yang rusak tersebut ke tenaga professional yang memang ahli di bidang itu.

4.    Daur Ulang

Daur ulang sampah elektronik atau e-waste tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, kenapa? Karena kandungan yang dimiliki sampah elektronik seperti timbal, merkuri, kromium, kadmium, Polybrominated Biphenyl (PBB) dan Polybrominated Diphenyl Ether (PBDE) tergolong sebagai Bahan Beracun Berbahaya (B3).

Sampah elektronik tidak boleh ditimbun di dalam tanah karena akan mencemari tanah, dan tidak boleh dibakar karena akan mencemari udara dan meracuni makhluk hidup yang menghirupnya.

Apabila kamu tidak memiliki pengetahuan untuk mengolah sampah elektronik, proses daur ulang dapat diserahkan kepada pihak yang memiliki kompetensi di bidang tersebut, antara lain lembaga lingkungan hidup ataupun perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan sampah elektronik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *