Bagaimana Jadinya kalau Sebuah Parpol Memiliki Seorang Brand Manager?

Sumber Gambar: Kompas/ Wisnu Widiantoro

Pemilu 2024 di Indonesia sudah tinggal menghitung hari. Tepatnya tanggal 14 Februari 2024 akan diselenggarakan Pemilu secara serentak. Setiap calon presiden dan anggota dewan telah memenuhi dan menjubeli seluruh jalan-jalan dan media sosial dengan kampanye dan iklan mereka. Pertanyaannya, apakah iklan yang telah mereka buat cukup efektif untuk memperkenalkan mereka? Dengan sumber daya yang terbatas apakah mereka telah menempatkan iklan dengan cara yang tepat?

Bruce 2012 Integrated Hierarchy Model

Bruce (2012) dalam jurnalnya Discovering How Advertising Grows Sales and Builds Brands, sebagaimana gambar diatas mencoba memformulasikan proses bagaimana suatu iklan itu dapat mempengaruhi penjualan. Dalam proses mencapai penjualan konsumen akan memiliki 3 jenis penilaian yakni Cognition atau logika, Affection atau emosional dan Experience atau pengalaman. Ketiga Faktor ini akan menentukan bagaimana seorang konsumen akan memilih diantara kombinasi logika, emosional dan juga pengalaman. Ketiga faktor ini memiliki proporsi yang berbeda-beda pada setiap konsumen bergantung pada produk yang akan mereka beli.

Penerapan perilaku membeli ini dapat kita berikan contoh dalam situasi misalnya membeli sepeda motor ataupun membeli eskrim. Motor merupakan barang yang memiliki nilai tinggi dan termasuk dalam plan purchase product. Suatu plan purchase product, konsumen cenderung akan mencari tau lebih banyak produk ini, sehingga faktor logika dan faktor pengalaman akan memainkan peran lebih banyak. Ketika Anda membeli motor, Anda akan mencoba mencari tau sedalam-dalamnya dan menanyakan lebih banyak orang, bahkan akan meneliti simulasi kredit dengan membawa kalkulator spesifik jika perlu. Lain hal nya dengan Anda membeli eskrim, produk impulsif dengan harga terjangkau. Anda, jarang yang berpikir logis, Anda akan membeli berdasarkan emosi dari gambar kemasan produk dan pengalaman makan eskrim yang pernah Anda lihat atau rasakan.

Kini kita Kembali ke Pemilu 5 tahunan, Bagaimana karakter pemilih di Indonesia? Akankah lebih banyak penggunaan Logika? Emosional? Ataukah Pengalaman? Berdasarkan Wasisto Raharjo selaku peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, berdasarkan pemilu yang dilakukan tahun 2014-2019 jumlah pemilih logis memiliki jumlah yang sangat sedikit di kisaran angka 5-10% dari jumlah penduduk di Indonesia. Sebagian besar pemilih di Indonesia adalah pemilih emosional berdasarkan suka dan tidak suka semata.

Setelah kita tau, kita harus berfokus pada emotional consumer dalam pemilu ini, maka bagaimana komunikasi poster atau visual yang tepat untuk mereka? Mari kita coba nilai dari sisi saya pribadi selaku pengamat marketing visualisasi.

Gambar Visual Paslon diambil dari berbagai sumber

Gambar diatas adalah Key Visual dari setiap Paslon presiden, kita akan coba meng highlight kesan yang timbul dan juga kelebihan dan kekurangan dari setiap paslon. Kelebihan dan Kekurangan lebih mengacu pada pesan yang ingin harus diberikan dan apakah diberikan dalam kampanye ini. Key Visual dari setiap Paslon mestilah membuat citra paslon yang baik, Dominasi Kata yang tepat dan fokus komunikasi.

 Paslon 1Paslon 2Paslon 3
Ditonjolkan :Amin
Warna Putih Hitam Biru Orange
2
Warna Biru Muda
Ganjar Mahfud
Warna Merah Putih Hitam
Kelebihan :Slogan Amin Bagus
Gerakan Hormat image yang baik
Senyum Paslon bagus
Program Kerja tertulis jelas
Simple Nomor 2
Pakaian yang digunakan memberikan kesan simple dan sederhana
Gerakan Genggam yang baik
Pakaian yang digunakan formal negara
Raut Muka bagus
Kekurangan :Antara Amin, gambar paslon dan program kerja memiliki proporsi yang sama, sehingga fokus bisa terpecah antara 3 pesan iniProgram Kerja kurang dapat Perhatian
Ada repetisi pengulangan nama paslon & tak terbaca
Gerakan dan Raut Muka paslon masih bisa ditingkatkan
Program Kerja kurang perhatian
Tidak menuliskan nomor 3 sebagai pasangan urut 3 KPU

Disclaimer: Penulis bukanlah Buzzer ataupun pendukung salah satu Paslon. Penulis masuk ke dalam karakter pemilih impulsif. Pemilih impulsif adalah oemilih yang memilih karena faktor impulsif. Maka bagi bapak-bapak Paslon yang ingin suara saya, saya siap menerima serangan Fajar, dan saya pastikan Paslon yang memberikan saya Serangan Fajar tidak akan saya coblos.