5 Pelajaran Berbisnis Dengan Orang Cina Daratan

picsource: shutter stock

Sejak kecil saya sudah bermimpi untuk menjadi orang sukses, berguna bagi banyak orang, masyarakat, nusa bangsa dan agama. Salah satunya cara mencapai itu adalah dengan bekerja dan menimba ilmu berkiblat ke barat. Belajar bahasa Inggris, memahami budaya Internasional, dan berkomunikasi dengan mereka. Syukur-syukur bisa menginjakkan tanah dan langsung bekerja di daratan sana. Sungguh mimpi yang amat indah.

Tapi sekarang tanpa disangka mimpi indah itu sirna. Realita membuat saya sudah satu tahun lebih bekerja untuk perusahaan Cina. Dari Barat pindah ke Timur. Siapa coba yang mau bekerja untuk Cina? Image cina sudah melekat sebagai orang pelit dan juga barang berkualitas rendah. Dan parahnya lagi tempat kerja ini adalah perusahaan yang amat dibangga-banggakan di Cina. Berarti cina ini sudah pake banget. Tapi fakta dan stereotype itu berkata bahwa, inilah lima hal yang kupelajari tentang mereka:

  1. Keuangan yang Maha Esa

Sewaktu saya kuliah saya selalu ingat tentang seorang dosen profesor keuangan. Ia mengajarkan kita Sila pertama negara? Bukan Ketuhanan, tapi Keuangan yang Maha Esa. Haha. Saya pikir itu adalah guyonan sang dosen, tapi ternyata itu benar adanya. Di perusahaan Cina, Keuangan berada di atas segala-galanya. Orang-orang cina daratan, tentu banyak yang tidak beragama. Suatu ketika saya tanya pada seorang teman asli cina daratan “Who do you believe in this world?”, mereka menjawab “I believe in money and communist party”.

Uang adalah segalanya. Banyak di perusahaan cina, seorang finance director memiliki kekuatan yang sama dengan seorang Chief Director atau bahkan lebih. Pada banyak kesempatan saya melihat perusahaan cina dan model bisnis mereka, keputusan seorang direktur utama seringkali dengan sangat mudahnya patah jika seorang finance director berkata berlawanan. Ini jelas berbeda dengan budaya barat, pada perusahaan barat keputusan Chief Director adalah mutlak, dan Finance Director harus bisa menjalankan keputusan Chief Director sepenuhnya. Di Cina, si pembuat keputusan dan si pemegang uang, dua-duanya memiliki kekuatan yang sama besar bahkan kadang si pemegang uang memiliki power lebih besar.

Satu hal yang amat unik tentang uang adalah bagaimana Cina menghitung margin. Jika kita membeli sayur seharga 1.000 dan menjual sayur tersebut 1.500, berapakah margin kita? Di perusahaan barat kita akan menyebut margin kita 500 atau 50%. Namun di perusahaan cina mereka akan menyebut margin 500 atau 33%.  Perbedaannya terletak pada pembagi, di perusahaan barat pembagi persentase adalah harga lama sedang di Cina adalah harga baru. Maka berhati-hatilah berbisnis dengan Cina. Sebisa mungkin jangan sebut % pada mereka, katakan pada mereka jumlah uangnya.

  1. “Wei” itu “Halo”

Sebutlah nama-nama terkenal pada orang Cina. Katakan tim-tim inggris seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, atau ceritakan kepada mereka nama-nama orang terkenal seperti Leonel Messi, Christiano Ronaldo, Barrack Obama, Daniel Trump. Saya jamin sebagian besar orang Cina tidak paham! Alasannya adalah bahasa, karena orang Cina susah berkata dengan bahasa lain maka seringkali nama-nama diatas dibuat sendiri nama Cina nya. Tahukah kamu jika kamu bilang “Jakarta” ke orang cina mereka tidak ngerti, karena kata Jakarta susah mereka sebut sehingga Jakarta disebut mereka “Yacata”, “Surabaya” disebut “Sushui”, dan masih banyak kata lainnya. Jadi sepandai apapun kosa kata bahasa inggris kamu, di hadapan orang Cina itu sirna, mereka punya bahasanya sendiri.

Berkomunikasi dengan orang Cina sangatlah menantang. Yang pertama jelas bahwa mereka punya bahasa sendiri dan tulisan sendiri. Hal lainnya adalah perkataan orang Cina susah dipegang. Orang cina seringkali hari ini berkata A besok berkata B, 5 menit kemudian berkata C, sejam kemudian dia kembali berkata A. Jangan pernah memegang kata-kata atau janji dari orang Cina. Jika kamu berbisnis orang Cina maka jangan pernah menunda-nunda waktu. Jika dia sudah bilang ya, segera lakukan segera transaksi, sebelum orang Cina berubah pikiran dengan kata-katanya.

Jika terpaksa harus berkomitmen dengan orang Cina maka lakukanlah perjanjian tertulis diatas stempel cap. Kata-kata mereka susahlah dipegang karena bisa hilang dibawa angin, tapi komitmen tertulis diatas cap sangatlah kuat. Tidak seperti di Indonesia, kita bisa bikin cap stempel sesuka hati atau kalau perlu melakukan pemalsuan cap stempel. Kita bisa bikin cap stempel di pinggir jalan dengan amat mudahnya. Tapi di Cina cap stempel amatlah tinggi harganya. Cap stempel tidak dijual dipinggir jalan, tapi dibuat khusus dan terbatas. Hampir semua cap perusahaan cina sama yakni bulatan merah dengan tanda bintang ditengah dengan warna merah dan nomor. Yang membedakan perusahaan satu dan lainnya adalah kode nomor yang ada dalam cap, ya hanya kode nomor saja tidak ada warna ataupun motif-motif atau model lain. Dan melakukan pemalsuan stempel adalah pelanggaran yang amat tinggi di Cina. Maka selalu bikin perjanjian tertulis jika ingin membuat komitmen dengan orang Cina.

  1. Detil, detil dan detil

Seorang teman saya sering berbelanja ke Cina, dia bilang hampir semua barang ada di Cina dari yang asli sampai yang KW atau imitasi. Dari topi yang kita pakai di kepala sampai sepatu yang kita pakai di ujung kaki, semuanya ada di Cina mulai dari yang asli sampai imitasi. Teman saya yang sering belanja di Cina selalu berpesan untuk detil dengan barang Cina. Cina memang mampu membuat barang murah dengan efisiensi kerjanya, maka jangan salah kalau handphone apple pun diproduksi di Cina juga handphone atau beragam merk ternama lainnya, made in China. Jadi, kalau kamu mau beli handphone seperti Apple, itu bisa di Cina. Cukup tunjukkan ke mereka gadget Apple kamu dan mereka akan membuatnya, persis hampir sama. Kalau mau bikin tas mirip Louis Vitton yang harganya jutaan cukup tunjukkan ke orang Cina, maka mereka akan membuatnya dengan harga jauh lebih murah.

Tapi jangan pernah membiarkan orang Cina membuat seenaknya. Kalau kamu minta mereka membuat tas yang mirip kamu bawa mereka akan membuatnya, membuatnya mirip seperti yang kamu pegang jika dilihat dengan mata. Orang cina sering kali bermain dengan bahan atau barang yang tidak tampak di mata. Itu mereka lakukan agar mereka bisa untung besar. Selalu detil dengan orang Cina. Jika ingin mereka membuatkan tas dengan kamu, jangan pernah cukup dengan memberikan gambar saja. Kasih detil bahannya, bahan terbuat dari apa, merk bahannya apa, ketebalan bahannya apa. Misal minta mereka bikin baju. Kasitau mereka bajunya terbuat dari bahan sutra, sutra pun harus sutra dengan ketebalan sekian. Jahitannya harus jahitan dengan kerapatan sekian. Kancing yang digunakan harus kancing warna ini merk ini, dan berbahan dasar ini. Semua harus jelas dan detil. Jika kamu bisa melakukan hal detil ini maka ada potensi keuntungan besar karena kamu bisa mendapatkan barang yang sama dengan harga murah.

  1. Siap Laksanakan

Selama satu tahun lebih bekerja di perusahaan Cina, adu satu hal yang paling kukagumi dengan orang Cina, yakni sikap Yes Man. Orang Cina jika diperintah oleh atasan mereka selalu siap laksanakan dan segera dilakukan. Jika atasan bilang A, maka terus sampai kebawah akan jawab A. Jarang sekali budaya musyawarah dan mufakat ditemukan pada orang-orang Cina. Jika perintah sudah keluar wajib dilaksanakan dengan segera, baik itu ketika malam hari, saat libur maupun ketika cuti kerja. Jika perintah keluar dan kita mengatakan pendapat yang cenderung menolak atau memikirkan ulang perintah tersebut, kebanyakan dari orang Cina tidak senang dengan kita. Ataupun sekedar bertanya kenapa kita harus melakukan apa yang diperintahkan dia dan memberikan saran dan masukan, itu adalah perilaku yang tidak disenangi. Orang Cina akan lebih senang jika kita melaksanakan perintah dulu baru kemudian setelah dikerjakan ada hasilnya baru kita memberikan saran kepada mereka. Jadi jangan dibantah dulu, iyain dulu aja 😛

Pastinya kita akan sangat kesal jika harus menjadi Yes Man, tapi ada yang lebih parah loh. Yakni kita dituntut untuk bekerja sangat cepat di situasi apapun, baik itu sakit sehat, libur atau masuk kerja. Orang Cina jika meminta segala sesuatu selalu minta dengan cepat. Dalam ilmu time management, kita mengenal kombinasi antara pentingnya sebuah pekerjaan dan urgent atau kesegeraan untuk dikerjakan. Namun bekerja bersama orang Cina selalu bekerja dengan urgent harus dilakukan dengan segera baik itu pekerjaan yang penting maupun yang tidak penting. Oleh karenanya banyak sekali saya mengenal orang Indonesia yang punya time management jika bekerja dengan perusahaan Cina. Umumnya hal ini harus diatasi dengan cara proaktif dari kita, yakni sebelum mereka menyuruh pekerjaan, kita harus lebih dulu mempersiapkannya.

  1. Budaya dan Toleransi

Jika bekerja dengan Barat ataupun perusahaan Indonesia, seringkali seorang bos amatlah angkuh. Bos tidak mau makan bareng staff, bos tidak mau naik mobil murah, bos tidak mau naik tangga, bos mau semuanya dilayani. Tapi tidak dalam budaya Cina. Di Cina, gap antara bos dan bawahan tidaklah besar. Umumnya atasan lebih memilih satu ruangan dengan staffnya daripada memiliki ruangan sendiri. Aturan yang ada di perusahaan berlaku untuk semua karyawan tanpa terkecuali direktur utama sekalipun. Apabila makan bersama, mereka mau satu meja untuk semuanya dan makanan yang dihidangkan bisa disantap oleh semuanya tidak ada perlakuan khusus. Di perusahaan cina gap antara atasan dan bawahan sangatlah minim karena mereka fokus pada kesetaraan sama rata dan sama rasa.

Penting bagi kita untuk mengetahui budaya daratan Cina khususnya keseharian mereka. Mungkin terdengar aneh, saking sederhananya orang cina suka keluar hanya mengenakan kaos kutang saja, itu berlaku bagi atasan dan bawahan. Mereka juga jika makan harus menggunakan sumpit atau sendok, memakan dengan tangan adalah budaya yang tidak sopan bagi mereka. Bagi mereka makan dengan tangan itu ibarat seperti monyet sedang makan L, meskipun jika orang cina makan mereka hanya menggunakan sumpit yang ada ditangan mereka untuk mengambil segala makanan yang ada di meja. Mereka suka makanan berkuah dan jarang sekali tersedia gelas ketika santap makanan karena mereka minum dari kuah makanan itu. Jika bicara tentang kebersihan kamar mandi, ah jangan ditanya betapa joroknya mereka. Sungguh aneh dan nyata.

Masih banyak lagi tentang cina daratan ini…

picsource: amazon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *